PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam
kehidupan yang dewasa sekarang ini manusia pada dasarnya terbentuk oleh masa
transisi kehidupan. Dimana masa transisi tersebut manusia terlahir menjalani
masa kanak-kanak, menjadi dewasa dan masa-masa tua. Itulah masa transisi dari
manusia yang hakikatnya terjadi tanpa di sadari dan tanpa terasa.
Psikologi
Perkembangan adalah pengkajian ilmu yang berhubung dengan perkembangan manusia
bermula ketika lainya disenyawakan diikuti dengan kehidupan bayi, kanak-kanak,
remaja, dewasa dan akhirnya kematian. Ia menyentuh aspek-aspek tentang kitaran
kehidupan manusia yiaitu fisikal, kognisi, personaliti dan sosial.
Dalam
hubungan tersebut pada akhirnya kehidupan manusia tersebut meliputi masa-masa
yang tak selalu terduga yaitu masa kehidupan dan penghidupannya, masa-masa
inilah yang sering sekali menjadi problematika dalam kehidupan. Maka masa-masa
perkembangan itu sering di sebut masa transisi dalam kehidupannya.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang diatas penyusun makalah ini dapat memberikan suatu rumusan masalah
yang di hadari dalam perkembangan manusia selama di dunia yaitu sebagai berikut
:
1. Apa yang di
sebut dengan Masa Perkembangan manusia ?
2. Apa saja
yang menjadi landasan teoritsi perkembangan manusia menurut para ahli ?
3. Apa saja
Masa Perkembangan manusia di dunia. ?
4. Perkembangan
apa saja yang terjadi pada masa manusia hidup di dunia. ?
1.3
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Sebagai
tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan.
2. Mengetahui
masa perkembangan manusia.
3. Sebagai
referensi masa perkembangan manusia.
4. Sebagai
disiplin ilmu dari psikologi Perkembangan Manusia.
1.4
Manfaat
Ada beberapa
manfaat mempelajari Psikologi Perkembangan, diantaranya yaitu: 1) Untuk
mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/
perkembangannya. 2) Untuk mengetahui tingkat pemampuan individu pada setiap
fase perkembangannya 3)Untuk mengetahui
kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu. 4) Agar
dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan
dihadapi anak. 5) Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi
dan metode yang sesuai dengan kebutuhan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teoritis
A. Masa Perkembangan
Masa perkembangan adalah
masa perubahan
yang bersifat kualitatif. Sifat perubahan ini tidak dapat diukur, tetapi jelas
berlaku jika dibandingkan dengan peringkat yang lebih awal.
Paul Eggan dan Don Kauchak Berpendapat perkembangan adalah
perubahan yang berturutan dan kekal dalam diri seseorang hasil daripada
pembelajaran, pengalaman dan kematangan.
Salvin (1997) Berpendapat perkembangan adalah berkaitan dengan
mengapa dan bagaimana individu berkembang dan membesar, menyesuaikan diri
kepada persekitaran dan berubah melalui peredaran masa. Beliau juga berpendapat
individu akan mengalami perkembangan sepanjang hayat, iaitu perkembangan dari
segi fizikal,personality, sosioemosional dan kognitif serta bahasa.
Crow dan Crow (1980) Perkembangan merupakan perubahan secara
kualitatif serta cenderung ke arah yang lebih baik dari segi pemikiran, rohani,
moral dan sosial.
Dan masa-masa perkembangan manusia itu terjadi adanya
gejala-gejala yang sangat kompleks yaitu meningkatnya hormon pertumbuhan dalam
diri manusia tersebut.yang timbul akibat dari pertumbuhan usia dan tingkah
lakunya untuk mengetahui sesuatu. Hal ini yang menjadi tolak ukur masa
perkembangan dari manuasia.
Di sisi lain, perkembangan juga dipandang secara menyeluruh, yang
mencakup tiga aspek, yaitu sebagai berikut :
1.
Perkembangan fisik, seperti perubahan tinggi dan berat.
2.
Perkembangan kognitif, seperti perubahan pada proses berpikir,
daya ingat, bahasa.
3.
Perkembangan kepribadian dan social, seperti perubahan pada konsep
diri, konsep gender, hubungan interpersonal. (Atkinson, Atkinson, Smith, Bem,
Hoeksema, 1996.)
Tentunya dalam mempelajari perkembangan manusia, seluruh aspek
tersebut saling berkaitan satu sama lain. Begitu juga dalam penggunaan di dalam
konteks pendidikan, ilmu mengenai perkembangan manusia sebaiknya dikuasai
secara menyeluruh agar mendukung kompetensi pendidik dalam memahami kondisi
anak didiknya.
B. Teori-Teori Perkembangan Manusia
Beberapa psikolog menciptakan teori tentang perkembangan manusia
yang berfokus pada beberapa hal yang berbeda. Ada beberapa teori dari beberapa
psikolog yang kami pilih untuk diulas secara umum di dalam makalah ini:
1.
Sigmund Freud
Sigmund
Freud adalah seorang psikolog yang terkenal dengan teori psikoanalisa. Teorinya
berfokus pada dinamika alam bawah sadar manusia.
2.
Carl Jung
Teori Carl Jung berpendapat hamper sama dengan Sigmun Freud teori
yang diciptakan Carl Jung memiliki perbedaan dengan Freud walaupun sama-sama
berdasarkan pada konsep psikoanalisa.
3.
Harry Stack Sullivan
Setelah beberapa masa, teori psikoanalisa dianggap tidak memuaskan
sehingga muncullah era teori sosial-psikologis. Harry Stack Sullivan adalah
salah satu dari penganutnya yang terkenal dengan konsep interpersonal theory of
psychiatry. Ia berfokus pada kebutuhan manusia secara sosial di dalam membuat
tahapan perkembangan.
4.
Erik Erikson
Erik Erikson adalah salah satu penganut teori psikoanalisa modern.
Dalam model tahapan perkembangan yang dibuatnya, ia berfokus pada krisis diri
di setiap tahapan.
5.
Jean Piaget
Teori dari Jean Piaget berfokus pada kognitif manusia. Termasuk di
dalamnya perkembangan kognitif manusia sejak lahir sampai dewasa.
1). Perkembangan Masa
Pranatal (Pra Kelahiran)
Dalam fase perkembangan manusia (human development) fase pertama
yang dilalui adalah fase pranatal. Pada fase ini manusia tumbuh dan berkembang
di dalam janin sang ibu (dalam kandungan) yang berlangsung sampai pada fase
kelahiran. Walaupun perkembangan manusia pada fase prenatal ini cukup singkat,
yaitu kira-kira 9 bulan, namun fase ini merupakan fase terpenting dari beberapa
fase perkembangan manusia lainnya. Peneitian ilmiah telah menunjukkan, bahwa
terdapat sejumlah pola perkembangan penting yang terjadi pada fase ini. Sebagai
contoh, calon ibu yang pada masa kehamilannya sering mengkonsumsi makanan yang
beresiko terhadap janinnya seperti merokok, minum alkohol, dan mengkonsumsi
obat-obatan yang berlebihan sering mengalami gangguan pada janin yang
dikandungnya. Ganggauan pada janin dalam hal ini bias mengalami cacat secara
fisik maupun psikis. Dan sebaliknya, jika calon ibu menghindari prilaku negatif
diatas, seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berprilaku positif selama
mengandung maka, perkembangan dan pertumbuhan janin akan lebih optimal dan
tentunya bias lebih sehat.
2). Masa Kanak-kanak
Masa kanak-kanak adalah masa peralihan dari masa kelahiran, dalam
masa kanak-kanak ini pengolahan akal pikiran sangat di utamakan atau sangat
berpengaruh penting dalam nanti kehidupannya.
Masa kana-kanak dimulai dari usia 4-6 tahun masa-masa inilah yang
menjadikan olah fikir dan olah mental mereka di berikan. Karena pada masa-masa
seperti ini kebanyakan dari mereka ingin mengatahui sesuatu yang baru, dan
penuh dengan rasa keingin tahuan yang besar.
Membantu proses pengembangan berbagai aspek perkembangan
anak perlu diawali dengan pemahaman tentang perkembangan anak, karena
perkembangan anak berbeda dengan perkembangan anak remaja atau orang dewasa.
Anak memiliki karakteristik tersendiri dan anak memiliki
dunianya sendiri. Untuk mendidik anak usia dini, perlu dibekali pemahaman
tentang dunia anak dan bagaimana proses perkembangan anak. Dengan pemahaman ini
diharapkan para pendidik anak usia dini memiliki pemahaman yang lebih baik
dalam menentukan proses pembelajaran ataupun perlakuan pada anak yang
dibinanya.
Menurut Montessori (Hurlock, 1978) anak usia 3-6 tahun
adalah anak yang sedang berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu
suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga
tidak terhambat perkembangannya. Bila kemampuan berbicara anak tidak dirangsang
maka anak akan mengalami kesulitan berbicara pada masa-masa selanjutnya.
1. Ciri Masa Kanak-kanak
Moeslichatoen
R. (dalam Tim Dosen FIP IKIP Malang:1988) mengemukakan ciri pertumbuhan
kejiwaan anak TK sebagai berikut.
a.
Kemampuan melayani
kebutuhan fisik secara sederhana sudah mulai tumbuh.
b.
Mulai mengenal kehidupan
sosial dan pola sosial yang berlaku yang manifestasinya nampak: kesenangan
untuk berkawan, kesanggupan mematuhi peraturan, menyadari hak dan
tanggungjawab, kesanggupan bergaul dan bekerjasama dengan orang lain.
c.
Menyadari dirinya berbeda
dengan anak lain yang mempunyai keinginan dan perasaan tertentu.
d.
Masih tergantung pada orang
lain dan memerlukan perlindungan dan kasih sayang orang lain.
e.
Belum dapat membedakan
antara yang nyata dengan khayal
f.
Mempunyai kesanggupan
imitasi dan identifikasi kesibukan orang dewasa (dalam bentuk sederhana) di sekitarnya
melalui kegiatan bermain.
g.
Kemampuan memecahkan
persoalan dengan berpikir berdasarkan hal-hal kongkrit.
h.
Kemampuan menyesuaikan
reaksi emosi terhadap kejadian yang dialami, sehingga anak dapat dilatih untuk
menguasai dan mengarahkan ekspresi perasaan dalam bentuk yang lebih baik.
i.
Dorongan untuk
mengeksploitasi lingkungan fisik dan sosial mulai tumbuh dengan ditandai
seringnya bertanya tentang segala sesuatu kepada orang di sekitarnya untuk
memperoleh informasi atau pengalaman.
3). Dewasa Awal - Pengenalan
Dewasa Awal adalah merupakan satu tahap yang dianggap kritikal
selepas alam remaja. Ia dianggap kritikal adalah disebabkan pada waktu ini
manusia berada pada tahap awal pembentukan kerjaya dan keluarga. Pada peringkat
ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya
terhadap kerjaya dan keluarga. Pada waktu ini juga seseorang akan menghadapi
dilemma antara kerjaya dan keluarga. Pelbagai masalah mula timbul terutamanya
dalam perkembangan kerjaya dan juga hubungan dalam keluarga. Menurut Teori
Erikson, Tahap Dewasa Awal iaitu mereka di dalam lingkungan umur 20 an ke 30 an. Pada tahap ini manusia mula
menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini juga
hubungan intim mula berlaku dan berkembang.
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut
Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya
sebagai berikut:
Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang
matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada
perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.
Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang
efesien; seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya
secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan
tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat
menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya
dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak
mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan
orang lain.
Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha
mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang
realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap
kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang
mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai
tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak
selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan
orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap
usaha-usahanya.
Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang
matang memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan
kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola
kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru[1]. Masa dewasa awal
adalah kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga
ciri-ciri masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri
perkembangan dewasa awal adalah:
Usia reproduktif (Reproductive Age). Masa dewasa adalah masa usia
reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini
bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk
keluarga sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu
lapangan tertentu.
Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age). Dengan
pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola hidupnya secara
individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat.
Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam
masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran dan
gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang berrfrhusangkutan. Ini adalah
masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan kehidupannya.
Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya,
sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan
pengurus rumah tangga.
Usia Banyak Masalah (Problem age). Masa ini adalah masa yang penuh
dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia akan
kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi
seperti persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan
keuangan, semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya.
Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension). Banyak orang
dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan,
keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam
ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran
yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses
atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.
Masa keterasingan sosial. Dengan berakhirnya pendidikan formal dan
terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir,
perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya
semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam
kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk
pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan
mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan
(Erikson:34).
Masa komitmen. Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250)
mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk
selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu berat
untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda
menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter
gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang
untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik
disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup
anda akan berkarier sebagai guru besar”.
Masa Ketergantungan. Masa dewasa awal ini adalah masa dimana
ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin
pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau
sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai
pendidikan mereka.
Masa perubahan nilai. Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai
pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa,
kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.
Masa Kreatif. Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang
dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk
mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan
sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada
yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
3). Masa Dewasa dan Tua
Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang berkurang harapan
hidupnya disebut proses menjadi tua (Monks, Knoers, Haditono, 1982). Kedewasaan
seseorang memang tidak bisa diukur dengan usia, namun secara umum masa dewasa
dimulai saat berakhirnya masa remaja akhir.
Hal itu biasanya ditandai dengan berakhirnya konflik-konflik dan gejolak
masa remaja.
Thomae (1968) berpendapat bahwa proses menjadi tua merupakan suatu
struktur perubahan yang mengandung berbagai macam dimensi, yaitu:
1.
Proses biokemis dan fisiologis dalam konteks psikofisiologis.
2.
Proses fisiologis atau timbulnya penyakit.
3.
Perubahan fungsional-biologis.
4.
Perubahan beberapa aspek kepribadian.
5.
Penstrukturan kembali dalam hal sosial psikologis yang berhubungan
dengan bertambahnya usia.
6.
Perubahan sikap terhadap proses menjadi tua.
Masa rentang waktu dari setiap perubahan ini tentunya berbeda bagi
setiap orang. Ada yang memiliki kesulitan pada satu dimensi tertentu sehingga
mengalaminya dalam waktu yang lebih lama, ada juga yang bisa mengatasinya
dengan cepat sehingga proses perubahan tersebut tidak terlalu terlihat.
Namun secara umum, Levinson, dkk (1980) membedakan fase dewasa
dalam beberapa tahap:
1)
Masa dewasa awal yang terbagi dalam 3 periode:
a. Periode pertama:
pengenalan dengan dunia orang dewasa, berusaha membentuk struktur kehidupan (22
– 28 tahun).
b. Periode
kedua: pilihan struktur kehidupan lebih tetap dan stabil (28 – 33 tahun).
c. Periode
ketiga: fase kemantapan, menemukan tempatnya di masyarakat (33 – 40 tahun).
Usia 40 tahun ini merupaka puncak masa dewasa.
2)
Masa peralihan menuju dewasa madya/tengah baya (40 – 45
tahun)Dalam masa ini seseorang menghadapi 3 macam tugas:
a. Penilaian
kembali masa lalu
b. Merubah
struktur kehidupan
c. Proses
individuasi.
3)
Masa dewasa madya (45 – 50 tahun) Proses individuasi berlangsung
sampai masa ini.
4)
Masa dewasa tengah (50 – 55 tahun)
Seringkali merupakan krisis bila seseorang tidak sepenuhnya
berhasil dalam penstrukturan kembali hidupnya pada masa peralihan.
5)
Masa puncak (55 – 60 tahun)
6)
Masa dewasa akhir (>60 tahun)
Dari teori-teori yang dipaparkan di atas, kita dapat mengambil
intisari yang diperlukan sebagai seorang pendidik. Jika dilihat dari
karakteristiknya, tahapan masa dewasa awal adalah tahapan yang cenderung stabil
dan mantap, minim akan perubahan. Perubahan baru mau tidak mau dilakukan ketika
masa dewasa madya di mana keadaan fisik tidak lagi mendukung.
Sedangkan, proses pendidikan sendiri adalah suatu proses merubah
atau menambah pola pikir seseorang yang untuk itu dibutuhkan kelenturan
berpikir. Jika dilihat dari teori di atas, usia dewasa yang paling baik untuk
mengikuti proses pendidikan formal adalah pada periode pertama masa dewasa
awal. Bukan berarti setelah melewati masa itu seseorang tidak mampu lagi
belajar secara formal, namun ia harus berusaha lebih untuk merubah pola alami
yang terjadi pada dirinya. Misalnya, secara alami, di periode ketiga masa
dewasa awal, seseorang akan merasa nyaman dengan kestabilan hidup berkeluarga
dan karir yang pasti. Namun ketika ia memutuskan untuk kembali duduk di bangku
kuliah, ia harus berusaha lebih keras untuk keluar dari zona nyaman tersebut
dibandingkan dengan seseorang yang masih berada dalam periode pertama dewasa
awal. Hal-hal seperti itu yang harus diperhatikan oleh pendidik sebagai salah
satu bentuk profesionalitas yaitu keterampilan dalam memahami anak didik.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dari
pembahasan diatas setidaknya dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1)
Perkembangan manusia di dunia ialah aspek perubahan yang dialami
individu yang bersifat kualitatif, tidak dapat diukur tetapi jelas kelihatan
berubah melalui peredaran masa. Perkembangan berlaku dari peringkat permulaan
yang terjadi hingga akhir hayatnya.
2)
Dari sisi defenisi, baik perkembangan maupun pertumbuhan punya
arti yang berbeda. Perkembangan lebih cenderung kepada hal yang psikis, dan
pertumbuhan lebih cenderung pada fisik.
3)
Teori-teori yang dikemukakan oleh para pakar mengenai perkembangan
manusia meskipun beragam, tapi kecendrungan dari teori tersebut menitik
beratkan pada proses yang ditandai dengan fase-fase tertentu.
3.2
Saran
Sebagai salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna,
manusia pada dasarnya memiliki sifat yang sangat terbuka dan mampu berfikir
kritis tangtang apa yang telah dialaminya dari mulai masa parental hingga masa
dewasa. Sifat mau berfikir dan berkembang inilah yang menjadi dasar pada
masa-masa perkembangan manusia.
Banyak diantara kita kurang memperhatikan dan kurang sadar akan
pentingnya pengembangan dan perubahan cara berfikir, tingkahlaku, sikap dan
lain sebagainya. Sebagai salah satu yang paling sempurna manusia di tuntut
untuk lebih memaknai tentang apa sebenarnya tugas dan peranan manuasia tersebut
hidup di dunia.
Dari makalah diatas penyusun ingin memberikan saran kepada pembaca
agar lebih bisa memaknai arti pengembangan dan perkembangan hidup sebagai salah
satu tujuan dari manusia sebagai
kholifah di bumi.
Munkin makalah ini masih banyak kekurangan dan masih banyak pula
penambahan-penambahan materi yang seharusnya dapat mempertajam ilmu pengetahuan
dan sebagai referensi kita untuk selalu berfikir kritis tantang ilmu.
Pengembangan dan penelaahan sangat di perlukan dalam hal ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Monks,F.J.,
Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. 2001. Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Hurlock,E.B.1993.
Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan
sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Santrock.2007.
Perkembangan Anak.Jilid 1.Jakarta:
Erlangga
Santrock.2002.
Life-Span Development (Perkembangan Masa
Hidup). Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Mappiare,
Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa.
Surabaya: Usaha Nasional
Julius dkk.
1989. Melangkah Menuju Kedewasaan.
Yogyakarta: Kanisius
Ayu, Ida. Jurnal: Perbedaan Sikap Terhadap Perilaku
Seks Maya Berdasarkan Jenis Kelamin pada Dewasa Awal. Fakultas Psikologi,
Universitas Gunadarma: dayu_sarasvaty@yahoo.com
Qalbinur. Periodesasi Perkembangan Masa Dewasa Awal.
http//qalbinur.wordpress/2009/03/27.
Hubungan Sikap terhadap Penundaan Usia
Perkawinan dengan Intensi Penundaan Usia Perkawinan
:http/www.averroes.or.id / 2009/03/21
Nurul. Dewasa Dini.http/www.nurul.or.id/2009/02/23
Sari Dewi,
Ika. 2006.Kesiapan Menikah pada Wanita
Dewasa Awal yang Bekerja. Medan:
Jurusan
Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Jurnal
Psikologi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 1, Juni 2005
Jurnal
Psikologi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 1, Desember 2005
[1] Dikutif
dari “Psikologi Orang Dewasa”oleh Andi Mappiare, hal 20 dan Psikologi
Perkembangan oleh Elizabeth E. Hurlock. Hal 246-252
[2] Ida Ayu
Putri. Perbedaaan sikap terhadap perilaku seks maya berdasarkan jenis kelamin
pada dewasa awal. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
dayu_sarasvaty@yahoo.com.
[3] Jurnal.
Hubungan Sikap Terhadap Penundaan Perkawinan Dengan Intensi Penundaan Usia
Perkawinan. http//www.averroes.or.id.(03.12.2009)
[4] Dalam
jurnal ”Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja”. Ika Sari Dewi.
2006: USU
[5] Jurnal.
Kemandirian Mahasiswi UIN Suska Riau Ditinjau dari Ksetaraan Gender. Oleh
Hirmaningsih, S.Psi. Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 1, Juni
2005
[6] Ibid.
Perkembangan Identitas Diri dalam Area Agama pada Remaja Akhir.Oleh Mukhlis.
Fakultas Psikoogi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 2, Desember 2005
[7] Ibid.
Hubungan Antara Sikap Terhadap Aspek Kehalalan dengan perilaku Membeli produk
Makanan dan Minuman Halal pada Mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN SUSQA Pekanbaru.
Oleh Reni Susanti dkk, Fakultas Psikologi UIN Suka Riau. Volume 1, Nomor 1,
Juni 2005
[8] Dalam
jurnal.Ibid.
[9] Dalam Op
Cit. hal 31-32
[10] Op Cit.
Hal 36
Komentar
Posting Komentar